Rabu, 09 November 2011

Kuskus

Kuskus tergolong marsupilia, yaitu mamalia berkantung. Seperti kerabat dekatnya, Kanguru, kuskus melahirkan anak yang kecil dan belum sepenuhnya berkembang. Karena itu sejak kelahirannya, anak ini berada di kantung yang berlapis rambut halus di bagian perut induknya. Setelah agak besar, anak Kuskus kadang terlihat naik dipunggung induknya dengan ekor saling berjalinan. Sulawesi merupakan batas barat jangkauan persebaran Kuskus.

Kuskus atau lebih dikenal oleh masyarakat sulawesi dengan sebutan memu dicirikan oleh muka yang bundar dan telinga yang kecil, serta bulu yang lebat. Kuskus mempunyai ekor panjang yang kuat dan liat dan berfungsi sebagai alat untuk berpegangan saat berpindah dari dahan ke dahan. Bahkan ekor ini merupakan senjata pertahanan kuskus bila dirinya akan ditangkap oleh pemburu, dimana kuskus akan mengaitkan ekornya dengan kuat pada batang atau cabang bila pohon yang dipanjatnya ditebang oleh pemburu.

Salah satu jenisnya adalah Kuskus beruang (Kuse - Ailurops ursinus), memiliki panjang tubuh lebih dari satu meter, termasuk mamalia terbesar yang hidup ditajuk atas hutan Sulawesi, aktifitas siang hari, walaupun kuskus beruang juga beraktifitas pada malam hari. Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops ursinus) adalah salah satu dari dua jenis kuskus endemik di Sulawesi. Binatang ini termasuk dalam golongan binatang berkantung (marsupialia), dimana betinanya membawa bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian perut. Panjang badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada waktu memanjat pohon yang tinggi.

Kuse mendiami lapisan atas dari hutan. Makanannya terdiri dari daun dan buah, misalnya daun pohon Kayu kambing (Garuga floribunda), dan Kayu bugis (Melia azedarach) dan buah pohon Rao (Dracontomelon dao). Kuse membentuk kelompok kecil yang hanya terdiri dari induk dan bayi. Kecuali pada musim kawin, kuse jantan dan betina dewasa biasanya hidup sendiri-sendiri.

Kuse merupakan binatang yang pendiam. Dia hampir-hampir tidak bersuara kecuali kalau terganggu. Kuse yang terganggu akan mengeluarkan suara decak yang disela dengan engahan keras. Kuse yang terdapat di pulau Sangihe dan Salibabu (Kabupaten Sangihe-Talaud) memiliki ciri yang sedikit berbeda dari yang terdapat di daratan Sulawesi. Bulunya berwarna abu-abu pucat yang seragam, ukuran kepalanya berbeda, dan secara keseluruhan ukurannya lebih kecil. Kuse ini digolongkan sebagai sub-jenis khas Sangihe-Talaud, dan nama ilmiahnya Ailurops ursinus melanisticus.


Sumber: Surabaya Cyber City

Tidak ada komentar:

Posting Komentar